5 Masalah Kehamilan yang Wajib Diwaspadai

Kehamilan adalah masa yang penuh dengan kegembiraan sekaligus tantangan bagi setiap wanita. Selama sembilan bulan, wanita perlu menjaga kesehatan diri dan janin di dalam kandungannya agar dapat melahirkan dengan lancar dan aman. Namun, ada beberapa masalah kehamilan yang bisa terjadi dan membahayakan ibu dan bayi. Apa saja masalah kehamilan yang wajib diwaspadai? Berikut ini adalah ulasannya.
1. Preeklamsia
Preeklamsia adalah gangguan kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kadar protein dalam urin atau ginjal abnormal setelah usia kehamilan 20 minggu1. Preeklamsia bisa terjadi dan berkembang dengan cepat, membahayakan organ-organ penting tubuh bahkan bisa mengancam nyawa. Gejala preeklamsia antara lain sakit kepala, penglihatan kabur, pembengkakan pada tangan dan kaki, nyeri perut, mual dan muntah. Preeklamsia bisa dicegah dengan melakukan pemeriksaan rutin, mengonsumsi makanan sehat, mengurangi garam, berolahraga ringan, dan menghindari stres. Jika preeklamsia terjadi, dokter akan memberikan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah dan memantau perkembangan kehamilan. Wanita dengan preeklamsia yang parah, umumnya diminta oleh dokter untuk melahirkan dini atau sebelum waktunya.
2. Kurang cairan ketuban (oligohidramnion)
Kantung ketuban berisi cairan yang melindungi dan mendukung perkembangan janin di dalam rahim. Ketika jumlah cairan ini terlalu sedikit, itu disebut oligohidramnion1. Ada sekitar empat persen wanita hamil memiliki cairan ketuban yang jumlahnya kurang memadai di beberapa titik, biasanya ini dialami pada trimester ketiga kehamilan1. Gejala oligohidramnion antara lain perut terasa kencang, gerakan janin berkurang, pertumbuhan janin terhambat, dan kontraksi dini. Oligohidramnion bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti pecahnya ketuban, kelainan ginjal pada janin, infeksi pada rahim, atau plasenta tidak berfungsi dengan baik. Oligohidramnion bisa dicegah dengan minum air putih yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, menghindari rokok dan alkohol, dan melakukan pemeriksaan USG secara rutin. Jika oligohidramnion terjadi, dokter akan memberikan cairan infus atau suntikan hormon untuk meningkatkan jumlah cairan ketuban dan memantau kondisi janin. Saat mendekati waktu persalinan, dokter akan melihat apakah persalinan perlu diinduksi atau tidak. Pada beberapa kasus yang berat, dokter terpaksa akan mengeluarkan bayi sebelum waktunya.
3. Diabetes gestasional
Diabetes gestasional adalah kondisi di mana kadar gula darah meningkat selama kehamilan2. Diabetes gestasional biasanya terjadi pada trimester kedua atau ketiga kehamilan dan hilang setelah melahirkan2. Gejala diabetes gestasional antara lain haus berlebihan, banyak buang air kecil, lelah, infeksi jamur pada vagina, atau berat badan janin terlalu besar. Diabetes gestasional bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti riwayat keluarga dengan diabetes, kelebihan berat badan, usia lebih dari 35 tahun, atau memiliki riwayat kehamilan dengan komplikasi sebelumnya. Diabetes gestasional bisa dicegah dengan mengonsumsi makanan seimbang, mengontrol asupan gula dan karbohidrat, berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan ideal. Jika diabetes gestasional terjadi, dokter akan memberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar gula darah dan memantau perkembangan kehamilan. Wanita dengan diabetes gestasional berisiko mengalami tekanan darah tinggi, persalinan prematur, atau melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg.
4. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kondisi di mana janin berkembang di luar rahim, biasanya di dalam saluran tuba. Kehamilan ektopik bisa terjadi pada satu dari 50 kehamilan dan sangat berbahaya bagi ibu dan bayi. Gejala kehamilan ektopik antara lain nyeri perut yang hebat, pendarahan vagina, pusing, mual dan muntah. Kehamilan ektopik bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti riwayat operasi pada saluran tuba atau rahim, infeksi menular seksual, merokok, usia lebih dari 35 tahun, atau penggunaan alat kontrasepsi tertentu. Kehamilan ektopik bisa dideteksi dengan tes kehamilan dan USG. Jika kehamilan ektopik terjadi, dokter akan memberikan obat-obatan atau melakukan operasi untuk menghentikan pertumbuhan janin dan mengeluarkannya dari tubuh. Wanita dengan kehamilan ektopik berisiko mengalami perdarahan internal, kerusakan pada saluran tuba, atau kesulitan hamil di kemudian hari.
5. Plasenta previa
Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Plasenta previa bisa terjadi pada satu dari 200 kehamilan dan menyebabkan perdarahan yang banyak saat hamil atau melahirkan. Gejala plasenta previa antara lain pendarahan vagina yang tidak nyeri pada trimester kedua atau ketiga kehamilan. Plasenta previa bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti riwayat operasi caesar, usia lebih dari 35 tahun, hamil dengan bayi kembar atau lebih, atau memiliki bentuk rahim yang tidak normal. Plasenta previa bisa dideteksi dengan USG. Jika plasenta previa terjadi, dokter akan memberikan obat-obatan untuk menghentikan perdarahan dan memantau perkembangan kehamilan. Wanita dengan plasenta previa berisiko mengalami perdarahan hebat saat melahirkan yang bisa membahayakan ibu dan bayi. Oleh karena itu, dokter biasanya akan merekomendasikan operasi caesar untuk melahirkan.
Kesimpulan
Masalah kehamilan yang wajib diwaspadai adalah preeklamsia, kurang cairan ketuban, diabetes gestasional, kehamilan ektopik, dan plasenta previa. Masalah-masalah ini bisa menyebabkan komplikasi yang serius bagi ibu dan bayi jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, penting bagi wanita hamil untuk melakukan pemeriksaan rutin dan menjaga kesehatan diri dan janin dengan cara-cara berikut ini:
Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan serat. Hindari makanan mentah, asin, pedas, berlemak, atau mengandung pengawet.
Minum air putih yang cukup, setidaknya delapan gelas sehari. Hindari minuman berkafein, beralkohol, atau bersoda.
Berolahraga secara teratur dengan intensitas ringan sampai sedang, seperti berjalan kaki, bersepeda, berenang, atau yoga. Hindari olahraga yang berisiko jatuh, terbentur, atau menekan perut.
Istirahat yang cukup dan tidur dengan posisi miring ke kiri untuk meningkatkan aliran darah ke rahim dan janin.
Menghindari rokok dan asap rokok karena bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, keguguran, atau kelahiran prematur.
Menghindari stres dan tekanan emosional karena bisa mempengaruhi hormon dan kesehatan ibu dan janin. Cari dukungan dari pasangan, keluarga, teman, atau profesional jika merasa cemas atau depresi.
Mengikuti kelas persalinan atau konseling untuk mempersiapkan diri menghadapi proses melahirkan dan menjadi orang tua.
Demikianlah konten yang membahas tentang 5 masalah kehamilan yang wajib diwaspadai. Semoga bermanfaat bagi Anda dan calon buah hati Anda.