Ini Alasan Wanita Tak Boleh Makan Makanan Berlemak Saat Puber

Ini Alasan Wanita Tak Boleh Makan Makanan Berlemak Saat Puber

Makanan berlemak memang terasa lezat dan menggugah selera, tetapi tahukah Anda bahwa makanan berlemak dapat berdampak buruk bagi kesehatan, terutama bagi wanita yang sedang mengalami masa puber? Puber adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik dan hormon. Puber biasanya terjadi pada usia 10-14 tahun untuk wanita dan 12-16 tahun untuk pria.

Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa puber dapat datang lebih cepat atau lebih lambat tergantung pada faktor-faktor seperti genetik, lingkungan, dan pola makan. Salah satu faktor yang dapat mempercepat puber pada wanita adalah konsumsi makanan berlemak secara berlebihan. Mengapa demikian? Simak penjelasannya di bawah ini!

Makanan Berlemak Mempercepat Perkembangan Sel Kanker Payudara

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Breast Cancer and the Environment Research Program di Michigan State University, wanita yang mengonsumsi banyak makanan tinggi lemak saat puber dapat mempercepat perkembangan sel-sel yang dapat memicu kanker payudara¹. Sel-sel ini dapat berubah menjadi tumor apabila dipancing dengan makanan tidak sehat yang dikonsumsi secara terus-menerus termasuk saat pubertas, saat dimana payudara bertumbuh.

“Walaupun sel kanker dapat tumbuh karena hal lain, namun kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak terutama saat remaja dapat menjadi faktor utama pencetus tumbuhnya sel kanker,” ujar Sandra Haslam, salah satu peneliti dari Michigan State University. Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak saat remaja dapat menimbulkan timbunan lemak di tubuh. Lemak ini akan mengubah sel baik menjadi sel jahat yang berpotensi menjadi kanker.

Oleh karena itu, wanita harus menghindari makanan berlemak saat puber agar dapat terhindar dari risiko kanker payudara di kemudian hari. Beberapa contoh makanan berlemak yang harus dihindari adalah gorengan, fast food, daging berlemak, mentega, keju, dan krim.

Makanan Berlemak Meningkatkan Hormon Estrogen

Selain memicu kanker payudara, makanan berlemak juga dapat meningkatkan hormon estrogen dalam tubuh wanita. Estrogen adalah hormon seks yang berperan dalam perkembangan karakteristik seksual sekunder pada wanita, seperti pertumbuhan payudara, rambut kemaluan, dan menstruasi. Estrogen juga mempengaruhi siklus ovulasi dan kesuburan wanita.

Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Indian Journal of Endocrinology and Metabolism, sebelum abad ke 20, anak perempuan mengalami pubertas di rentang usia 16–17 tahun. Sekarang ini hampir 16 persen remaja perempuan di Amerika Serikat mengalami menstruasi pertama di usia 7 tahun! Salah satu penyebabnya adalah konsumsi makanan olahan dan tinggi lemak².

Lemak ternyata memiliki karakteristik seperti “pabrik estrogen”, di mana semakin banyak lemak di badan semakin banyak pula hormon insulin, leptin, dan estrogen yang dipengaruhi oleh pabrik estrogen

Makanan Berlemak Mengganggu Keseimbangan Hormon

Makanan berlemak tidak hanya meningkatkan hormon estrogen, tetapi juga mengganggu keseimbangan hormon lainnya dalam tubuh wanita. Hormon-hormon ini antara lain adalah progesteron, testosteron, kortisol, dan tiroid. Keseimbangan hormon sangat penting untuk menjaga fungsi-fungsi tubuh seperti metabolisme, mood, pertumbuhan, reproduksi, dan imunitas.

Menurut Dr. Michael Greger, seorang ahli gizi dan penulis buku How Not to Die, makanan berlemak dapat menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah dalam tubuh. Resistensi insulin dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan infertilitas pada wanita.

Selain itu, makanan berlemak juga dapat menurunkan kadar progesteron, hormon yang berperan dalam mempersiapkan rahim untuk kehamilan dan menjaga kesehatan janin. Progesteron juga membantu mengatur siklus menstruasi dan mencegah perdarahan berlebih. Kekurangan progesteron dapat menyebabkan gangguan menstruasi, keguguran, depresi, dan osteoporosis.

Makanan berlemak juga dapat mempengaruhi kadar testosteron, hormon seks yang juga ditemukan pada wanita meskipun dalam jumlah lebih sedikit daripada pria. Testosteron berperan dalam meningkatkan libido, energi, massa otot, dan kepadatan tulang pada wanita. Terlalu banyak atau terlalu sedikit testosteron dapat menyebabkan masalah seperti jerawat, rambut rontok, pertumbuhan rambut berlebih, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan infertilitas.

Makanan berlemak juga dapat meningkatkan kadar kortisol, hormon stres yang dilepaskan saat tubuh mengalami tekanan fisik atau mental. Kortisol membantu tubuh beradaptasi dengan situasi stres dengan meningkatkan detak jantung, tekanan darah, gula darah, dan lemak darah. Namun, jika kortisol terlalu tinggi atau terlalu lama dalam tubuh, dapat menyebabkan masalah seperti obesitas, diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit jantung, depresi, dan gangguan tidur.

Makanan berlemak juga dapat mempengaruhi fungsi tiroid, kelenjar yang menghasilkan hormon tiroid yang mengatur metabolisme tubuh. Makanan berlemak dapat menghambat penyerapan yodium oleh tiroid, padahal yodium adalah mineral penting untuk sintesis hormon tiroid. Kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan hipotiroidisme, yaitu kondisi di mana metabolisme tubuh melambat dan menyebabkan gejala seperti kelelahan, kenaikan berat badan, kulit kering, rambut rontok

Makanan Berlemak Mengganggu Keseimbangan Hormon

Makanan berlemak tidak hanya meningkatkan hormon estrogen, tetapi juga mengganggu keseimbangan hormon lainnya dalam tubuh wanita. Hormon-hormon ini antara lain adalah progesteron, testosteron, kortisol, dan tiroid. Keseimbangan hormon sangat penting untuk menjaga fungsi-fungsi tubuh seperti metabolisme, mood, pertumbuhan, reproduksi, dan imunitas.

Menurut Dr. Michael Greger, seorang ahli gizi dan penulis buku How Not to Die, makanan berlemak dapat menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah dalam tubuh. Resistensi insulin dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan infertilitas pada wanita.

Selain itu, makanan berlemak juga dapat menurunkan kadar progesteron, hormon yang berperan dalam mempersiapkan rahim untuk kehamilan dan menjaga kesehatan janin. Progesteron juga membantu mengatur siklus menstruasi dan mencegah perdarahan berlebih. Kekurangan progesteron dapat menyebabkan gangguan menstruasi, keguguran, depresi, dan osteoporosis.

Makanan berlemak juga dapat mempengaruhi kadar testosteron, hormon seks yang juga ditemukan pada wanita meskipun dalam jumlah lebih sedikit daripada pria. Testosteron berperan dalam meningkatkan libido, energi, massa otot, dan kepadatan tulang pada wanita. Terlalu banyak atau terlalu sedikit testosteron dapat menyebabkan masalah seperti jerawat, rambut rontok, pertumbuhan rambut berlebih, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan infertilitas.

Makanan berlemak juga dapat meningkatkan kadar kortisol, hormon stres yang dilepaskan saat tubuh mengalami tekanan fisik atau mental. Kortisol membantu tubuh beradaptasi dengan situasi stres dengan meningkatkan detak jantung, tekanan darah, gula darah, dan lemak darah. Namun, jika kortisol terlalu tinggi atau terlalu lama dalam tubuh, dapat menyebabkan masalah seperti obesitas, diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit jantung, depresi, dan gangguan tidur.

Makanan berlemak juga dapat mempengaruhi fungsi tiroid, kelenjar yang menghasilkan hormon tiroid yang mengatur metabolisme tubuh. Makanan berlemak dapat menghambat penyerapan yodium oleh tiroid, padahal yodium adalah mineral penting untuk sintesis hormon tiroid. Kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan hipotiroidisme, yaitu kondisi di mana metabolisme tubuh melambat dan menyebabkan gejala seperti kelelahan, kenaikan berat badan, kulit kering, rambut rontok, kedinginan, sembelit, depresi, dan pembengkakan di leher.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa makanan berlemak dapat berdampak buruk bagi kesehatan wanita yang sedang mengalami masa puber. Makanan berlemak dapat mempercepat perkembangan sel kanker payudara, meningkatkan hormon estrogen yang memicu pubertas dini, mengganggu keseimbangan hormon lainnya yang penting untuk fungsi-fungsi tubuh.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *